Dear, Another Country Visitor

I hope you enjoy my blog, but before you see my post, maybe I should warn you.

I'm from Indonesia and of course I will post my post with Indonesian language. So, I hope you don't bother it m(_ _)m

Well, I include a gadget to Translate my post, but you-know-how-google-translate-work.

If I have a spare time, maybe I will translate all my post to English. And I'm sure the grammar will be horrible.... Well, we don't know if we don't try it, right?

Okay, I have made it: mydailyworldenglish.blogspot.com , i hope i can post my translation story in that blog soon.

Well, I have translated the 'Kimi no koto ga suki dakara' one, in here
If you get mad or maybe disappointed with my blog, I apologize.

Please make sure you read this before you see my post...

Sincerely,

Seika Koizumi

Selasa, 22 Mei 2012

[Karangan] I, You, and Our Future


Genre: Friendship, Romance, Hurt/Comfort

Chap 1: New Condition, New Student, and New me.


(Ai’s POV)
Hai.. Namaku Ai Fujiwara. Aku berumur 13 tahun dan sedang duduk di bangku kelas 2 SMP. Aku lahir dan tinggal di Jepang. Aku bersekolah di Seika Gakuen. Sekolah ini adalah sekolah elite di kawasan kotaku. Aku bisa masuk disini karna beasiswa. Maklum, keadaan Ekonomi keluargaku tak begitu ‘baik’. Tapi.. Sejak masuk ke sekolah ini.. Tepatnya.. Kelas 2-4.. Prestasiku menurun. Karna.. Karna.. pada hari itu..
(flashback)
“Fujiwara! Boleh liat PR kimia? Aku dan teman-teman yang lain belum mengerjakan..” kata Hana Yuuwa, ketua kelasku.
“E..eh.. Tapi, aku belum tau, ini benar apa tidak..” kataku gugup.
“Sudahlah! Jangan banyak ngomong deh!” Hana merebut buku PRku. Hana menyalinnya bersama teman-teman yang lain.
Bel masuk berbunyi. Pertanda, guru kimia kami, Reina-Sensei sebentar lagi datang.
“PR hari ini dibahas ya!” Reina-sensei memang terkenal kegalakannya. Aku saja menjadi takut jika menghadapinya.
“Yuuwa! Kerjakan no.1 di papan tulis!” Reina-sensei memberikan Kapur ke Hana.
“Baik!”
Aku gugup. Kenapa aku yakin sekali kalau.. Jawabanku salah?
“Yuuwa! Kamu ini bagaimana sih! Ini salah!” Reina-sensei membentak Hana. Aku kaget. Aku mengeluarkan kertas coret-coretanku. Ternyata benar. Aku salah menempatkan koma.
Hana terlihat kaget. Sorot matanya menatap sinis diriku.
“Ada yang mau membetulkan?” kata Reina-sensei kesal.
“Sa..saya..” Aku menaikan tanganku dengan gugup.
Aku maju ke depan dan mengerjakan soal itu dengan benar. Reina-sensei juga terlihat puas.
“Jangan salah ya menempatkan komanya!” kata Reina-sensei.
“Iya sensei!” koor, sekelas menjawab. Tapi.. Tatapan mereka sinis sekali..
“Kita lanjutkan pelajaran kita” kata Reina-sensei.
Aku kembali duduk di tempatku.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Bel istirahat berbunyi. Semua anak-anak berhamburan pergi ke kantin. Aku biasanya pergi ke Perpustakaan untuk membaca beberapa buku. Tapi.. Duk! Kakiku dijegal oleh hana. Sehingga aku jatuh didepan pintu.
“Ups, gak keliatan. Penjilat guru sih” kata Hana sinis.
“A..apa maksudmu?” jawabku sedikit gemetar.
“Kita lihat saja nanti, Fu-ji-wa-ra” Hana berkata begitu sambil mengejek. Dan dia pun keluar.
Aku merasakan ada air mata mengenang di mataku. Aku segera menghapusnya, dan pergi ke perpustakaan.
(Flashback off)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah kejadian itu, banyak kejadian-kejadian lain yang terjadi kepadaku. Buku tulisku di coret-coret kata-kata seperti ‘Enyahlah!’ atau ‘Penjilat guru tidak pantas bersekolah di Seika Gakuen!’. Itu belum seberapa. Tiba-tiba, di lokerku ada bangkai burung mati. Seragam olahraga yang kutinggalkan di loker hilang. Saat kucari, ternyata ada di... tempat sampah. Di kolong mejaku banyak sampah, bukan hanya sampah kering, tapi juga sampah basah. Dan masih banyak yang lain. Aku menangis, dan menangis setiap hari. Tempat favoritku untuk menangis kini adalah atap sekolah. Tidak ada yang memandangku sinis jika disini. Aku sendirian. Sendirian dan terus sendirian..
Aku jadi tidak bisa berfikir. Otakku seakan-akan menjadi tumpul jika digunakan. Akhirnya.. Inilah aku, Ai. Ai yang malang, Ai yang bodoh.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu hari.. Perbuatan mereka semakin menjadi-jadi. Aku dijegal, dijambak, malah ditampar. Tiba-tiba Kutari-Sensei datang membawa anak baru. Cowok, sepertinya orang negeri. Seketika itu, Hana dan teman-temannya terpukau. Aku harap, kedatangan cowok itu bisa mengalihkan perhatian mereka...
“Ini teman baru kalian. Silakan mengenalkan dirimu” kata Kutari-Sensei.
“My.. My name is Fiego Alimante. Call me Fiego. Nice to meet you.. And.. I can’t speak Japanese well” kata Fiego. Dia tidak bisa ngomong bahasa jepang dengen baik?
“Fiego, could you sit beside Fujiwara-san? Fujiwara-san, please raise your hand!” kata Kutari-sensei.
Apa? Aku?
Aku mengangkat tanganku. Lalu berbicara kepada Kutari-sensei.
“Tapi sensei, kenapa harus aku?”
“Karna bahasa inggrismu bagus” Kutari-sensei memujiku. Aku tersipu malu. Tapi..
“Begitu doang bangga. Dasar penjilat” bisikan yang agak keras itu menyakitkan diriku. Sakit. Sakit hati ini.
Aku terdiam agak lama.
“E..eh.. Fujiwara-san?” kata Fiego agak canggung.
“Hai Fiego! Just call me Ai, okay? Nice to meet you!” aku hanya ingin membuat anak ini tidak merasa canggung.
“Ai.. Nice to meet you too!” kata dia menjabat tanganku. E-eh?
“It’s funny, if you call my name, fiego” kataku tersenyum.
Fiego tampak ingin berbicara lagi, tetapi.. “Fiego! My name is Hana! Nice to meet you!”
Seketika.. Aku menjadi sendirian lagi..
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku sebal dengan Fiego. Kukira dengan kedatangannya, mereka bisa melupakan aku. Tapi tidak. Sejak aku duduk sebangku dengan Fiego, Siksaan-siksaan mereka malah tambah sadis. Aku kesal dengan Fiego. Sangat kesal. Tapi..  Aku tidak bisa membenci dia.. Aku selalu mengingat nada suaranya jika dia memanggilku..
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa hari kemudian.. Diberlakukan test tertulis Biologi,Kimia, dan Fisika. Meski nilaiku selalu menurun, tetapi aku tidak bisa menurunkan nilai ku di pelajaran MIPA. Tanpa ilmu MIPA.. Gedung-gedung tidak akan berdiri. Makhluk hidup menjadi misteri. Dan alasan kenapa ada banyak hal didunia ini tidak akan diketahui. Itu alasan aku menyukai pelajaran yang satu ini. Pelajaran Bahasa Inggris juga. Entah kenapa, aku ingin sekali pergi ke Inggris dan mempelajari sastra mereka.
Aku sudah selesai dengan soalku. Aku melirik kesampingku. Terlihat Fiego yang mengeluh kesusahan.
“I don’t understand” bisik Fiego lirih yang kudengar.
Oke, aku memang sebal dengan dia. Tetapi.. Tetapi.. Aku tidak bisa berdiam diri melihat temanku kesusahan, kan? Aku maju, dan mengumpulkan lembar soal dan jawabanku di depan, lalu berbicara dengan Reina-sensei.
“Reina-sensei, bolehkah.. anu.. bolehkah..” aku gugup. Aku membetulkan letak kacamataku. Aku harus berani! Demi Fiego! Maksudku.. Demi temanku..
“Ada apa, Ai?”
“Sensei.. Bolehkah aku mentranslatekan soal ini buat Fiego? Dia terlihat kesusahan mengerjakannya.. Dan..umm.. Saya agak pintar dalam bahasa inggris.. Dan..Dan.. Saya janji, saya gak akan memberitahu jawabannya, sensei..” aku canggung.
Reina-sensei tertawa. “Tentu saja boleh, Ai.. Kamu tak boleh canggung begini dihadapan saya. Saya suka  kerja keras kamu selama ini di bidang IPA. Saya percaya, kamu tak akan melakukan perbuatan curang seperti itu..”
“Terimakasih sensei!” Aku bahagia. Aku.. Aku bisa. Aku bisa bicara pendapatku didepan Reina-sensei.
“Penjilat” desis Hana. Semua tertawa. Aku menundukan kepalaku. Hampir aku menangis. Tetapi.. Aku harus kuat!
Aku mendekati meja Fiego. “Umm.. Fiego-san... I see, You have trouble doing this. May I help you to translate this?”
“Thanks, Ai. Oh! You can call me Fiego. Okay? And you may to help me. I don’t understand all about japannese language” Fiego tersenyum. Rona merah sempat ada di pipiku.
“Okay, Fiego. Let’s see.. Umm.. Number one, is..” kataku menranslate soal-soal itu. Fiego sebenarnya sangat pintar. Hanya saja dia tidak mengerti arti dari soal-soal itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berbulan-bulan kemudian, memang, siksaan kepadaku semakin hari semakin sadis. Tetapi aku bisa menjalaninya karna ada Fiego disampingku. Mak-maksudku, aku dan Fiego sudah berteman baik. Baik sekali. Fiego selalu menemaniku diatap dan mendengarkan ceritaku. Suatu hari..
“Ai, what is your dream in the future?” tanya Fiego
“mmm.. I want to go to England. And I wish I can be a good book translator there” jawabku.
“Wow! You know? England is my homeland!” kata Fiego
“Ahaha.. Well, how about you? What is your dream, fiego?” tanyaku balik.
“I want to be.. A writer like J.K Rowling or Enid Blyton!” kata Fiego dengan mata berbinar-binar.
“Okay! We made a promise! I want to translate your book! So..We have to work hard!” kataku sambil mengaitkan kelingkingku di kelingking Fiego
“Promise?” kataku.
“Yeah!”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------


Holaa~ Jumpa lagi ama saya (??) Okeh, saya lagi galau nih ;_; /so?
mmm.. Disini, saya mau menceritakan tentang seseorang anak yang sedang di bully oleh teman-temannya sekelas... Chappie ini memang pendek, dan ini karangan ber-chapter pertamaku disini! xD /plakk
Dan di cerita ini, aku juga mau melatih grammarku yang acak-acakan, jadi, tolong kalo misalnya ada Grammar yang salah, benerin di comment ya :' Jangan dipendem sendiri ="(


Okeh, segini dulu, plis doain semoga saya gak mager ngerjain nih karangan :"" dan, eh ya, maksudnya fiego lucu saat ngomong 'Ai' karena logat bulenya itu loh... cobain aja di Google Translate =))
Bye minna~


Seika Koizumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar