Genre : Romance - Hurt/Comfort
Kimi no Koto ga Suki dakara - JKT48/AKB48
Ketika dirimu merasa bahagia
Semoga saat ini kan berlanjut
“Sei-chan!”
“Ada apa, Ridhan-kun?”
“Aku pacaran sama Neiro-chan!”
“Akazawa Neiro, kelas 8-9?”
“Iya, Aduhh! Senangnya! Bahagia
hatiku!”
Seika hanya bisa tersenyum. Tapi...
Sakit hatiku. Perasaan apa ini? Cemburu?
Haha. Dia bukan siapa-siapa kamu, Sei. Hanya teman. Teman email. Tak apa-apa,
semoga kamu selalu bahagia.
“Apa peduliku? Kamu yang jadian
ini!” Akhirnya, Seika hanya bisa bicara begitu. (Seika Tsundere)
“Kamu harus
peduli, nanti gak aku kasih PJ loh!”
“U-uh..
Aku.. iya deh! Peduli! Nanti gak dikasih PJ lagi. Longlast ya.”
“Haha~
makasih Sei!”
==================================================================
Selalu selalu selalu ku akan terus berharap
Walaupun, di tiup angin
Ku akan lindungi bunga itu.
“Sei, hari ini kamu pulang,kan?”
“Iyalah Ridhan-kun, masa aku nginep
di sekolah sih?!”
“Kalo gitu, bareng ya? Neiro ada
eskul, aku disuruh duluan!”
Seika terdiam. Kenapa kamu selalu membuatku terus berharap? Kenapa aku tidak bisa
lepas dari bayanganmu?
“Me-memangnya, Neiro tidak minta
ditunggui?”
Ridhan hanya menggeleng.
“Ba-Baiklah, sepertinya aku
terpaksa pulang denganmu. Maksudku, sudah kangen aku, 2 hari ini pulang
sendiri. E-eh, La-lagipula rumah kita searah” Seika blushing parah.
“Ayo pergi! Kita lomba lari!”
“Kau... Akan ku kalahkan!”
Meski cemburu, aku akan menjaga kuncup bunga cintaku.
Sukidesu
Cinta itu suara yang tak mengharapkan jawaban
Tapi dikirimkan satu arah
Dibawah mentari tertawalah
Menyanyi menari sebebasnya!
“Huh! Make hujan! Jadi kita harus menunggu
hujan reda di kuil ini! Sei, kamu tak kedinginan,kan?”
“Baru segini aja kedinginan? Gak
kok!”
Mereka terdiam.
“Sukidesu.
Aishiteru yo, Ridhan”bisik Seika kearah Ridhan. Tapi Ridhan tidak bisa
mendengarnya karna suara hujan yang deras. Seika tersenyum hambar. Begini rasanya, cinta yang bertepuk sebelah
tangan. Biarlah.
Beberapa
menit kemudian..
“Hee! Sei!
Mentari sudah bersinar! Ayo kita pulang!” Ridhan mencipratkan air kubangan ke
arah Seika.
“HEI!
Ridhan! Basah! Awas! Aku balas kamu!” Seika berlari mengejar Ridhan.
Mereka
tertawa dibawah mentari. Sebagai teman. Hanya
sebagai teman.
==================================================================
Karena ku suka suka dirimu
Dan aku kan selalu berada disini
Walau didalam keramaian
Tak apa tak kau sadari
“Sei! Liat deh! Ridhan dan Neiro so
sweet banget ya!”kata Nira, temanku.
“Hn. Iya. Mereka cocok.”
“Sei, yakin, kamu mau duduk disini?
Dingin disini. Terus rame lagi!” Nira menunjuk tempat duduk Seika. Ya, kantin
sekolah, memang ada kursi diluar dan didalam. Seika sekarang di kursi luar.
Hawa musim dingin yang menusuk, memang mengganggunya.
“Yakin. Aku disini, Nira. Kalo kamu
mau kedalam, silakan, tapi aku disini.”
“Huh, keras kepala!”
Maaf Nir. Tapi disini, hanya disini, aku bisa mengamati Ridhan. Meski tak
pernah dia sadari. Meski tak pernah dipedulikan.
Suki. Suki.
Seika
meringis. Sakit hatinya. Seika menangis dalam hati.
==================================================================
Karena ku suka suka dirimu
Hanya dengan bertemu denganmu
Perasaanku jadi hangat
Dan menjadi penuh
“Selamat pagi Sei-chaan~!” Ridhan
menepuk pundak Seika.
“Jangan pegang!” Seika menepis
tangan Ridhan secara tiba-tiba.
“Kamu kenapa sih, Sei?” Ridhan
keheranan.
“Ma-maaf, Rid. Sepertinya aku agak
gak enak badan. Sakit, mungkin” Seika duduk, lalu bersender.
“Ke UKS?”
“Gak usah, hanya pusing sedikit”
Kalo dekat-dekat denganmu, jantungku jadi berdebar dan
hangat. Dan... Jantungku seperti ingin meledak karna kepenuhan, jika kau
memanggil namaku. Apa aku sakit?
==================================================================
Ketika dirimu merasa resah
Berdiam diri aku mendengarkan
“Sei-chan, aku mau cerita”
“Cerita saja, gak usah minta izin!
A-aku pasti mendengarkan kok, gak akan tertidur karna bosan”
“Masa Petra-kun gak mau kerja
kelompok sih? Aku...”
Seika
tersenyum mendengarnya. Aku hanya bisa
mendukungnya dengan mendengarkan ceritanya.
==================================================================
Kuberi payung yang kupakai tuk hindari hujan
Pulang sekolah. Seika menatap
langit. Hujan. Huft, untung dia membawa payung.
“Neiro! Tenang saja, aku bakalan
mencari payung, biar kita bisa pulang!”
Seika bergantian melihat payungnya,
melirik mereka. Begitu terus.
“Hoy! Ridhan! Berisik! Ada apa
sih?” Seika mendekati mereka.
“Ini, aku sama Neiro mau pulang,
tapi hujan, aku dan dia gak bawa payung!”
“Hmm, pake payungku saja, Ridhan!
Aku kebetulan membawa payung dua. Satunya buat kalian saja!” Seika memberikan
payungnya ke Ridhan.
“Beneran nih?”
“Iya...”
“Makasih Sei! Kamu emang temen yang
baik! Besok aku kembalikan!”
Mereka pun berlalu melewati Seika.
Mereka terlihat mesra. Seika tersenyum pahit.
Setidaknya, jika menangis ditengah-tengah hujan, tidak akan terlihat kan?
Aku bisa sakit flu nih besok. Tuhan, lindungi aku.
Seika
berlari menerobos hujan.
==================================================================
Air mata yang berlinang
Kan ku seka dengan jari dianganku
“Sei.. Masa... Neiro minta putus”
Seika melihat muka Ridhan yang
sudah memerah, menahan tangis.
“Memangnya kenapa?”
“Entah, aku sedih, Sei. Bisa apa
aku tanpanya?”
“Sudah, kalo mau menangis,
menangislah. Mungkin itu akan membuatmu lebih enak”
“Sei-chan... Huwaaa~” Ridhan
menangis sambil memeluk Seika. Untung ini atap sekolah, jadi jarang yang ada
disini.
Seika blushing berat.
Aku ingin menyeka air matanya. Tapi.. Apa dayaku? Aku bukan
siapa-siapanya. Aku hanya bisa berangan-angan aku menyeka air matanya.
“Su-sudah! Masa anak laki-laki
menangis?”
“Kan kamu yang menyuruhku
menangis?”
“Ta...tapi jangan memelukku juga!
Nanti ada yang liat!”
“Ehehe, maaf, spontan”kata Ridhan
sambil melepaskan pelukannya.
Haha. Iya, aku hanya temannya. Kenapa aku merasa
senang, tadi?
==================================================================
Cinta bagai riak air
Meluas dngan perlahan
Yang pusatnya ya dirimu
Walaupun sedih jangan menyerah
Kelangit! Impian! Lihatlah!
“Koizumi, maafkan aku, sepertinya
seminggu ini, aku gak bisa dekat-dekat denganmu”
“...”
“Koizumi! Ah, pokoknya, Neiro
cemburu padamu. Dan... Mulai saat ini, bolehkah aku memanggilmu Koizumi -san?”
“....”
“Baiklah, Ohayou gonzaimasu,
Koizumi -san” Ridhan pergi ke bangkunya.
Seika berlari pergi. Ternyata dia
pergi ke atap sekolah. Menangis. Hatinya sangat sakit. Dia menangis didalam
diam.
Ridhan... Andai kamu tau. Sekarang seluruh pikiranku, hatiku,
membutuhkanmu. Kenapa jadi meluas begini? Dan semua karnamu!
Seika melihat ke langit. Ah, iya.
Dia masih punya impian!
“Lihat
saja, Ridhan! Aku pasti bisa melupakanmu!”gumam Seika sambil mengusap air
matanya.
==================================================================
Kapanpun saat memikirkanmu
Bisa bertemu kebetulan itu
Hanya sekali dalam hidup
Kupercaya keajaiban
Seminggu berlalu..
Seika yakin, dia sudah bisa
melupakan Ridhan. Lagipula Ridhan benar-benar menjauhinya.
Ridhan bodoh! Aku benci dia! Tapi.. Kenapa aku kangen sama dia?
Seika bingung. Kalo dia sudah bisa
melupakannya, kenapa dia masih memikirkannya?
“Ohayou, Koizumi-san”sapa Ridhan
dengan lembut.
“Ah, iya, Ohayou,
Yoshimura-san”Seika sekarang memanggil Ridhan dengan nama marganya.
Kebetulan sekali! Apa ini takdir? Bukan, ini adalah keajaiban.
Sukidesu. Seika meneteskan airmatanya, tanpa
sadar.
==================================================================
Kapanpun saat memikirkanmu
Akupun bersyukur kepada tuhan
Saat kutoleh ke belakang
Ujung kekekalan
Seika termenung ditempatnya.
“Koizumi-san!”
Aku pasti termenung. Aku pasti capek memikirkan Ridhan, jadi suaranya
saja aku bayangkan.
“Seika! SEI-CHAN!”
“Eh, Yoshimura-SAN?!”
“Gak usah lebay karena aku manggil
kamu Sei-chan deh”
“Hehe.”
“Aku udah meluruskan semuanya ke
Neiro. Dia tidak lagi cemburu. Jadi, bolehkah aku memanggilmu Sei-chan kembali?
Dan.. kita bersahabat lagi? Dan, oh. Kamu juga HARUS memanggilku Ridhan,
seperti biasa” Ridhan tersenyum.
“Baiklah, Ridhan. Aku juga.. Ingin
bersahabat lagi denganmu”
==================================================================
Meskipun hanya menjadi
sahabatmu, Aku rela. Aku akan membuang jauh perasaan ini. Yang penting, saat
kutoleh kebelakang, kamu ada sebagai sahabatku.
Aku hanya bisa menjadi pohon yang diam mendukung burung merpati yang
sedang beradu cinta.
Lebih baik begitu, daripada menjadi gagak yang menjadi hitam karna
cemburu kepada Merpati.
Aku akan menjadi pohon yang tersenyum dan berdoa bagi 2 burung merpati
itu.
Bukan seperti gagak yang cemberut dan mengganggu mereka.
Aku juga akan menjadi pohon. Yang menangis cemburu dalam diam, dalam
senyuman.
Bukan seperti gagak yang menangis cemburu dalam teriakan, dalam
kutukan.
Yang penting, mereka bersahabat denganku, seperti Merpati dan pohon.
Bukan bermusuhan seperti gagak yang cemburu.
Aishiteru yo,
Ridhan-san. Sayonara, my feeling..
========================================================Tokoh :
- Seika Koizumi
- Ridhan Yoshimura
- Neiro Akazawa
- Nira Yamashita
Well, gimana? yah, emang jelek sih ._. Oh ya, kalo ada EYD yang salah, Tanda baca yang kurang, dan alur cerita kurang jelas, tolong kasih tau ya :D jangan dipendem sendiri....... #dor
Baca, Komen, Benarkan ejaan? ;)
Sekian,
Seika Koizumi
milll..... you know kece ? kece is you :3 kereeeeennnn walaupun ga baca semuanya *karna males baca* ._. gue harus belajar dan menerapkan pada blog gue B)
BalasHapusHee? Brenin? O.O makasih udah komeennn~ *nangis terharu*
HapusAih, baca sampe abis dong... ._. /ngarep
Makasih udah dibilang kecee :3
ngerti lebay ga ? -___- ceeeepp :D tapi aku suka yg i, you and our future kalo ga salah judulnya *ingatan kurang baik* :D keceeeeeeeeeeee :D
BalasHapus